Senin, 03 September 2012

DRUG DELIVERY SYSTEM


A.     Intranasal
Jalur pemakaian obat yang yang digunakan untuk intranasal (lewat hidung) paling lazim digunakan adalah inhalasi (hirupan) dan Spray (semprotan). Pemberian obat secara Intranasal dapat dilakukan dengan inhalasi (hirupan) dan spray (penyemprot). Inhalasi merupakan obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau lawat alat pernapasan mulut, dimana obat yang bekerja harus setempat pada cabang-cabang bronkus tau untuk efek sistemik lewat absorpsi paru-paru. Sedangkan yang dimaksud dengan spray atau penyemprot adalah larutan air atau minyak dalam bentuk tetesan kasar atau sebagai zat padat yang terbagi-bagi halus. Intranasal yang dengan cara spray ini bekerja tidak secara sistemik melainkan hanya secara lokal yaitu hanya pada tempat yang dituju. Keuntunganya lebih cepat bekerja pada setempat. Kerugianya karena seringnya pemakaian atau karena waktu pemakaian lama dapat menimbulkan edema kronik dari mukosa hidung dan menggangu gejala-gejala yang tadinya dimaksud untuk dihilangkan.
Banyak spray yang ada diperdagangan, digunakan untuk dimasukan didalam hidung untuk mengobati sumbatan hidung dan peradangan serta untuk memberantas infeksi dan mengandung zat antihistamin, simpatomimetik dan senyawa antibiotik.
Preparat yang banyak beredar bagi pemakaian dalam hidung mengandung zat adrenergik dan digunakan untuk aktivitas pemampatan pada mukosa hidung. Preparat ini dibuat isotonis terhadap cairan hidung (kira-kira ekuivalen dengan 0,9% Natrium Klorida), didapar untuk menjaga stabilitas obat, sedang PH normal cairan hidung diperkirakan sekitar (PH 5,5 – PH 6,5), dan distabilkan dan diawetkansesuai dengan kebutuhannya.
Larutan dekongestan hidung digunakan dalam pengobatan rinitis pada demam biasa (flu) dan untuk vasomotor serta rinitis karena alergi dan untuk sinusitis. Karena seringnya pemakaian atau karena waktu pemakaian lama dapat menimbulkan edema kronik dari mukosa hidung dan mengganggu gejala-gajala yang tadinya dimaksud untuk dihilangkan. Jadi sebaiknya jangka pemakaian dalam waktu pendek,pemakaian tidak melebihi dosis dan tidak boleh terlalu sering.

B.      Kualitas Produk Dan Evaluasinya
          1.           Farmasis Dalam Pemilihan Obat
a.       Memberi penilaian terhadap kualitas obat, dengan berbagai bentuk sediaan.
b.       Pertimbangan pemilihan : harga obat, keamanan dan kemanjuran.
c.        Farmasis harus lebih tahu tentang obat dibanding profesional kesehatan lain.
d.      Informasi yg harus dikuasai: efektifitas, efek samping, harga, perbandingan dengan obat lain untuk terapi sejenis.

          2.           Kriteria dan Kualitas Obat
Diatur dalam kompendia standar dan regulasi pemerintah ada 3 kriteria penting (1900-an) :
a.       Identitas
b.       Potensi
c.        Purity (kemurnian)

Evaluasi harus menggambarkan kualitas dan performance dalam penggunaan klinik. Parameter kualitas (kini):
a.       Mengandung zat aktif sesuai label
b.       Keseragaman zat aktif dlm penggunaan
c.        Bebas cemaran
d.      Terjaga potensi, therapeutic availabilty dan penampilan sp saat digunakan
e.       Dapat melepas zat aktif

Interaksi dengan eksipien Kualitas obat sangat erat sekali hubungannya dengan Desain obat, Metode pembuatan, Prosedur in-proses dan final kontrol kualitas, Kemudahan penggunaan, memastikan pasien patuh.

          3.           Obat sebagai sistem penghantaran
Obat murni biasa dalam bentuk kristal, amorf atau liquid, Secara komersial dalam suatu bentuk sediaan tertentu, Indeks terapi adalah rasio LD50 dan ED50. Faktor yg berpengaruh terhadap penampilan obat ke pasien
a.       Jalan masuk obat
b.       Bentuk fisis obat
c.        Formulasi dan desain obat
d.      Metode pembuatan
e.       Sifat fisika-kimia obat
f.         Kontrol thd tempat absorpsi obat
g.       Kontrol pelepasan obat dr bentuk sediaan

C.     Anatomi Dan Fisiologi
Saluran napas manusia secara fungsional terbagi menjadi dua bagian, sebagai penghantar dan pertukaran udara. Meskipun dari hidung sampai ke alveoli anatomisnya berbeda, tetapi fungsinya merupakan suatu kesatuan. Sebagai saluran napas terdepan, hidung berfungsi (1) menghangatkan, melembabkan dan menyaring udara (2) sebagai organ penciuman dan (3) konservasi uap air dan panas terhadap udara lingkungan. Fungsi menghangatkan, kelembabkan dan menyaring udara ini pada dasarnya untuk melindungi saluran napas bagian bawah terhadap pengaruh udara dingin, kering maupun udara kotor karena polusi. Bila hidung tidak berfungsi karena sesuatu hal, maka saluran napas bagian bawah akan terkena dampaknya. Rongga hidung dapat digambarkan sebagai ruangan kaku yang tepinya dibatasi oleh tulang-tulang wajah dan perubahan saluran napasnya disebabkan oleh perubahan ketebalan jaringan mukosa; hal ini karena jaringan mukosa hidung banyak mengandung pembuluh darah yang membentuk sinusoid-sinusoid.
Pembuluh darah ini dipengaruhi oleh sistem saraf di sekitar rongga hidung sehingga mudah melebar dan menyempit. Sebaliknya bronkus dan cabang-cabangnya mempunyai cincin kartilago yang tidak lengkap, yang kemudian dilengkapi oleh otot polos. Makin ke distal kartilago ini makin kecil, akhirnya hilang pada bronkiolus. Kontraksi otot polos akan mempengaruhi diameter saluran napas. Obstruksi saluran napas dapat terjadi karena : (1) vasodilatasi, (2) edema jaringan, (3) sumbat mukus, (4) kontraksi otot polos. Pada rinitis peranan vasodilatasi sangat menonjol. 
 
A.     Sistem Penghantaran Obat Intranasal
Sistem penghantaran obat (Drug Delivery System (DDS)) adalah istilah yang terkait erat dengan penghantaran (delivery) senyawa farmasetik (obat) pada manusia atau binatang. Hampir semua metode umum dalam penghantaran adalah metode yang tidak infasif secara oral (via mulut), nasal/hidung, hirupan (paru-paru) dan rute rectal/dubur. Jadi secara sejarah, bidang farmasetika klasik mendasari sistem penghantaran obat. Seiring dengan berkembang dan banyak diketahuinya patologi molekular berdasarkan ilmu dasar: biologi molekular, komunikasi sel dan signal transduksi target penyakit semakin spesifik dan jelas. Sehingga sistem penghantaran obat tidak sekedar penggunaan bahan-bahan lazim celophan, siklodekstrin dan derivat karbohidrat lain, aerosol, sediaan uap/gas saja, namun sekarang pendayagunaan semua bahan yang ada di sekitar kita yang mampu menghantarkan obat ke target obat secara spesifik termasuk hal yang dipelajari oleh sistem penghantaran obat.
Dalam banyak hal, aksi obat hanya diinginkan pada jaringan atau pada organ tertentu saja sehingga efek samping dapat diminim Drug Delivery System Intranasal merupakan cara pengiriman bahan aktif menuju sasaran secara efektif dengan cara spray yang digunakan untuk dimasukkan kedalam hidung untuk mengobati sumbatan hidung dan peradangan serta untuk memberantas infeksi.
Kekuatan dan lamanya daya kerja obat dipengaruhi oleh: (i) faktor kimia-fisik, (ii) formulasi obat, dan (iii) faktor fisiologi dari penderita.
          1.           Faktor Kimia-Fisika Bahan Baku
Sifat kimia-fisik bahan baku merupakan pertimbangan dalam membuat preparat untuk dapat memberikan efek terapeutik optimal. Faktor ini memegang peranan penting dalam kelarutan obat. Beberapa faktor kimia-fisik yang berperanan ialah :
a.       Bentuk garam. Banyak zat kimia menunjukkan kelarutan yang lebih besar bila berbentuk garam dibandingkan dengan bentuk asam/basanya.
b.       Ukuran partikel. Kini baru disadari bahwa ukuran partikel ada pengaruhnya terhadap farmako-dinamika., Makin kecil ukuran partikel, makin besar luas permukaan totalnya sehingga kelarutan makin besar dan makin cepat Pemberian buffer dalam formulasi sedikit banyak dapat membantu menahan degradasi obat.
c.        Pengaruh faktor formulasi
Efektivitas dari bentuk obat jadi yang sama tidak hanya dipengaruhi oleh sifat kimia-fisik bahan baku, tetapi juga oleh formula dan proses pembuatannya. Pengaruh formulasi terhadap bioavailabilitas obat jelas tampak. Untuk preparat cair dan suspensi, kekentalan (=viscosity) yang tinggi dapat menghambat daya difusi molekul obat dari permukaan partikelnya. Ini dapat memperlambat proses absorpsi.
d.      Faktor fisiologi
Saluran napas manusia secara fungsional terbagi menjadi dua bagian, sebagai penghantar dan pertukaran udara. Meskipun dari hidung sampai ke alveoli anatomisnya berbeda, tetapi fungsinya merupakan suatu kesatuan. Sebagai saluran napas terdepan, hidung berfungsi (1) menghangatkan, melembabkan dan menyaring udara (2) sebagai organ penciuman dan (3) konservasi uap air dan panas terhadap udara lingkungan. Fungsi menghangatkan, kelembabkan dan menyaring udara ini pada dasarnya untuk melindungi saluran napas bagian bawah terhadap pengaruh udara dingin, kering maupun udara kotor karena polusi. Bila hidung tidak berfungsi karena sesuatu hal, maka saluran napas bagian bawah akan terkena dampaknya Pada saat obat mulai di larutkan dalam pembawa (air) obat di masukkan kedalam alat botol semprot yang ditekan perlahan lahan untuk melepaskan semprotan isinya. Cairan tersebut akan masuk kedalam rongga hidung dan akan menyebar kadalam bagian dinding hidung kemudian akan membersihkan debu, serbuk, lendir dan iritasi yang ada dalam hidung.

Keuntunganya lebih cepat bekerja pada setempat. Kerugianya karena seringnya pemakaian atau karena waktu pemakaian lama dapat menimbulkan edema kronik dari mukosa hidung dan menggangu gejala-gejala yang tadinya dimaksud untuk dihilangkan.
Banyak spray yang ada diperdagangan, digunakan untuk dimasukan didalam hidung untuk mengobati sumbatan hidung dan peradangan serta untuk memberantas infeksi dan mengandung zat antihistamin, simpatomimetik dan senyawa antibiotik.
Preparat yang banyak beredar bagi pemakaian dalam hidung mengandung zat adrenergik dan digunakan untuk aktivitas pemampatan pada mukosa hidung. Preparat ini dibuat isotonis terhadap cairan hidung (kira-kira ekuivalen dengan 0,9% Natrium Klorida), didapar untuk menjaga stabilitas obat, sedang PH normal cairan hidung diperkirakan sekitar (PH 5,5 – PH 6,5), dan distabilkan dan diawetkan sesuai dengan kebutuhannya.
System pengantaran pada obat saline ini dengn cara intranasal dan terjadi secara lokal sehingga tidak menglami seperti pada inhlasi, krena obat ini hanya digunakan untuk meringankan pengeringan sluran hiduna, membersihkan debu, serbuk, lendir, dn iritasi. Menghilangkan alergi (sinusitis) dan mencuci sistem rongga hidung, juga untuk memperbaiki pernapasan dan aliran oksigen.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda